lilthomas
Senin, 08 Oktober 2012
Permasalahan
Yang Terjadi Dalam Keluarga :
contoh
kasus:
Sabtu (3/3)
siang, jasad Iskandar Naro (51) dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet. Ayah
tiga anak itu tewas gantung diri di salah satu kamar rumah orangtuanya di Jalan
Warga Nomor 1A, RT 15 RW 03, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
Jumat.
Tak ada satu
pun pihak keluarga yang bersedia memberikan keterangan terkait kondisi Iskandar
sebelum gantung diri. Menurut beberapa warga, Iskandar dikenal sebagai
pengacara. Dia bersama istri dan ketiga anaknya tinggal di Bintaro.
Kematian
Iskandar menjadi peristiwa bunuh diri yang kelima selama sepekan ini di DKI
Jakarta dan Bekasi.
Empat
peristiwa sebelumnya terjadi di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Bekasi.
Kasus pertama adalah bunuh diri yang dilakukan seorang auditor Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan, Dedek Purwana Cahya (37), dengan cara terjun dari
lantai 12 di kantornya di Jalan Pramuka, Jakarta Timur.
Kemudian,
ditemukan lagi seorang laki-laki berusia 30-an tahun yang tewas gantung diri di
langit-langit rumah kontrakannya di Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur.
Di Bekasi,
seorang perempuan, Yayat Rohayati (50), gantung diri di kamar mandi rumah
kontrakannya, di Kampung Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara. Bahkan,
seorang anak, RS (15), di Kelurahan Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, juga nekat gantung diri di kamar mandi.
Data bunuh
diri di Polda Metro Jaya menunjukkan tak ada perubahan signifikan terkait
jumlah orang bunuh diri setiap tahun. Pada 2009 tercatat 105 orang bunuh diri,
tahun 2010 ada 119 orang bunuh diri, dan tahun 2011 sebanyak 99 orang bunuh
diri. Gantung diri merupakan modus terbesar yang dilakukan korban bunuh diri.
Kepala
Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, bunuh diri
yang terjadi di Jakarta dan wilayah sekitarnya sebagian besar dipicu masalah
internal keluarga. ”Umumnya korban yang bunuh diri itu sedang terbelit masalah
di dalam keluarganya,” ujarnya.
Rikwanto
memberikan contoh kasus bunuh diri RS. Belakangan diketahui, korban menggantung
diri karena ingin memiliki telepon seluler pintar seperti Blackberry. Karena
keluarganya tak mampu dan komunikasi di dalam keluarganya juga sangat minim, RS
akhirnya menunjukkan sikap dengan gantung diri.
Menurut
dokter kesehatan jiwa di Rumah Sakit Duren Sawit, Joni H Ismoyo, kunci utama
untuk mengurangi ketegangan jiwa adalah menjalin komunikasi yang lancar
antar-anggota keluarga. ”Bunuh diri itu antara lain akibat orang tak dapat
membagi masalah hidupnya sehingga melakukan tindakan fatal,”
katanya. (Madina Nusrat)
komentar:
Kurang dewasanya
orang tua dalam menyingkapi suatu masalah, yang hanya mementingkan ke
egoisannya masing masing tanpa memikirkan perasaan anaknya atau orang yang di
cintainya dan juga himpitan ekonomi yang memacu itu semua. Dampak dari itu
adanya suatu peceraian ataupun kekerasan dalam rumah tangga dan juga ada yang
berakhir dengan kematian.
sumber: