lilthomas
Rabu, 31 Oktober 2012
Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia
yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat
wajar jika pemuda- memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok
masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda
. Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di mata umat dan masyarakat
umumnya, mereka adalah agen perubahan (agent of change) jika masyarakat
terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak
kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet
peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat
kelak, bergantung pada kondisi pemuda sekarang ini.
Namun, potensi tinggallah potensi. Ibarat pedang yang sangat
tajam, ketajamannya tidak menjadi penentu bermanfaat tidaknya pedang tersebut.
Orang yang menggenggam pedang itulah yang menentukannya. Pedang yang tajam
terkadang digunakan untuk menumpas kebaikan dan mengibarkan kemaksiatan, jika
dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sebaliknya, jika berada di
tangan orang yang bertanggung jawab, ketajaman pedang itu akan membawa manfaat.
Demikian juga dengan potensi pemuda. Potensi yang begitu hebat itu bisa
dipergunakan untuk menjunjung tinggi kebaikan, bisa juga untuk memperkokoh
kejahatan dan kedurjanaan. Itulah sebabnya, begitu banyak contoh
pemuda-mahasiswa yang berjasa menjadi pilar penentu kemajuan suatu peradaban,
tetapi tidak sedikit di antara mereka yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi
peradaban, dan menghancurkan kemuliaan suatu tatanan kehidupan.
Jadi, potensi yang dimiliki oleh pemuda-mahasiswa haruslah
diarahkan untuk menyokong dan mempropagandakan nilai-nilai kebaikan. Seorang
pemuda muslim tentunya akan berada di garis depan untuk membela,
memperjuangkan, dan mendakwahkan nilai-nilai Islam. Seorang pemuda muslim tidak
layak hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran umat
yang sangat memprihatinkan ini.
SUMBER: