lilthomas Sabtu, 02 Juni 2012

Prof. Arysio Santos dari Brazil yang menyebutkan bahwa Atlantis sebenarnya pernah ada dan terletak di Indonesia. Dalam bukunya yang berjudul ATLANTIS : The Lost Continent Finally Found , dia menyalahkan proyek pencarian Atlantis yang tidak pernah ditemukan karena mereka mencari di tempat yang salah, seharusnya mereka mencari di Indonesia. Prof. Arysio mengatakan hal tersebut dengan beberapa analisanya mengenai kemiripan Atlantis dengan Indonesia yang sangat masuk akal. Atlantis adalah negeri yang subur, banyak orang berkebun dan bercocok tanam disana, dan itu bukan terjadi di kawasan Eropa dan Amerika Utara yang dulunya masih tertutup es abadi. Dulu sekali, Indonesia belum berupa kepulauan dan masih bergabung dengan benua Asia, disinilah dulu peradaban Atlantis pernah ada. berawal dari keyakinan Prof. Santos-saintis Brazil itu – bahwa “Pilar-pilar Herkules” sebagai Selat Sunda; dan Taprobane sebagai “Benua Atlantis” pada zaman es (Pleistosen) atau sebagai “Pulau Sumatera” pada akhir zaman es (Holosen). “Pilar-pilar Herkules” dan ”Taprobane” adalah dua diantara ciri-ciri Atlantis yang hilang yang diceritakan oleh Plato. Menurut Santos, Taprobane adalah Sundaland yang dikisahkan kaya dengan emas, batuan mulia, dan beragam binatang termasuk gajah. Kita tahu, Sundaland adalah wilayah yang meliputi Indonesia bagian Barat sekarang, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya, termasuk laut-laut di antaranya; atau sebagian besar wilayah Asia Tenggara saat ini. Di Taprobane inilah, kata Santos, terdapat Kota Langka, ibukota kerajaan Atlantis. Langka dianggap sebagai lokasi awal Meridian 00 yang tepat berada di atas pusat Sumatera sekarang. Tradisi Yunani tentang pulau Taprobane sebenarnya merujuk kepada tradisi Hindu. Taprobane dalam tradisi Hindu adalah benua yang tenggelam yang merupakan tempat dari mana bangsa Dravida berasal dan berada di khatulistiwa. Nama “Taprobana Insula” dipopulerkan oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad 2 M. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobane terdapat negeri Barousai yang – menurut Santos – kini dikenal sebagai kota Barus di pantai barat Sumatera. Kota Barus terkenal sejak zaman purba (Fir'aun) sebagai penghasil kapur barus. Namun demikian, serta merta banyak penolakan terhadap pendapat Santos tersebut. Dia juga menjelaskan tentang bencana yang menghancurkan peradaban tersebut berhubungan dengan aktivitas Gunung Agung, Gunung Rinjani, dan Krakatau. Letusan Krakatau yang dahsyat menghancurkan peradaban tersebut dan menyebabkan banjir besar dan naiknya level permukaan laut saat itu. Beberapa penduduk yang berhasil selamat pun kemudian tersebar ke berbagai penjuru dunia dan menciptakan budaya dan peradaban yang baru seperti Mesir, India, Suku Maya, dan Indian di Amerika. komentar: bila benar adanya, kenapa kita tidak melakukan riset untuk mencari kebenaranya. Agar atlantis tidak hanya menjadi sebuah misteri. Sumber: http://chez-space.blogspot.com/2012/04/atlantis-yang-hilang-telah-ditemukan.html